Laman

Sabtu, 23 Mei 2009

Doktrin Roh Kudus

PNEUMATOLOGY

(DOKTRIN ROH KUDUS)

Bab 1

PENDAHULUAN

Pentingnya doktrin Roh Kudus

Pertama, Kebenaran tentang pribadi Roh Kudus adalah penting dan mendasar karena berkaitan dengan Trinitas. Menolak keberadaan-Nya yang nyata, berarti menolak Trinitas dan ajaran Alkitab tentang pokok ini. Sejumlah ajaran palsu tentang Roh Kudus telah muncul sepanjang sejarah gereja, berikut ini beberapa contoh:

a. Modalistic Monarchianism: Allah adalah, satu pribadi dengan tiga nama atau perwujudan. Dengan demikian pandangan ini menolak Roh kudus sebagai pribadi (Noetus, Sabellius).

b. Macedonius, Uskup Konstantinopel (341-60): Menolak keilahian Roh Kudus dan menganggap sebagai makluk yang di bawah Allah, sejajar dengan malaekat yang melayani Allah.

c. Arianisme (325): Roh Kudus adalah hal yang utama yang diciptakan oleh Putra, karena segala sesuatu diciptakan oleh Putra.

d. Abelard (1079): “Nama Bapa untuk menyatakan kuasa; Putra untuk menyatakan hikmat; Roh Kudus untuk menyatakan kebaikan.” (Pandangan ini mirip dengan Modalistik).

e. Karl Barth (Neo-Ortodox): Roh Kudus bukan pribadi tatapi perwujudan Allah.

Kedua, pelayanan Roh Kudus zaman ini. Buku Kisah Para Rasul melaporkan bahwa sejak semula pelayan Roh Kudus kepada gereja tampak jelas. Selanjutnya surat-surat melaporkan hal yang sama untuk gereja berikutnya.

Ketiga, budaya zaman sekarang menekankan pengalaman, dan terutama pengalaman dengan Allah. Orang percaya dapat memiliki pengalaman dengan Allah melalui Roh Kudus. Melalui Dia orang percaya dapat merasakan kehadiran Allah dan kehidupan Kristennya bernilai.

Kesulitan-kesulitan

Pertama, dibanding dengan pemahaman Allah Bapa dan Anak, Roh Kudus kurang penyataan yang eksplisit dalam Alkitab. Mungkin secara umum diskusi tentang Roh Kudus dinyatakan dalam pelayanan-­Nya, yaitu memberitakan dan memuliakan Anak (Yoh. 16:14). Berbeda dengan doktrin lain, doktrin Roh Kudus tidak dibicairakan secara sistematis. Diskusi yang ada sebenarnya merupakan perluasan perkataan Yesus dalam Yohanes 14-16. Pada umumnya waktu Roh Kudus disebut dikaitkan dengan pokok yang lain.

Kedua, kurangnya gambaran yang kongkrit. Allah Bapa segera dapat dipahami sekalipun tidak sempurna, karena figur seorang Bapa telah dikenal oleh setiap orang. Allah Anak tidak sulit dikonsepkan, sebab Dia aktual dalam bentuk menusia sejati dan telah dilihat dan dilaporkan. Tetapi Roh Kudus tak bisa diraba dan sulit divisualisasikan.

Ketiga, Kesulitan yang lain adalah menerangkan sifat pelayanan Roh Kudus dalam hubungannya dengan Allah Bapa dan Anak.


Bab 2

PRIBADI ROH KUDUS

Keilahian Roh Kudus

Sebutan-sebutan-Nya

Fakta bahwa Roh Kudus memiliki nama-nama ilahi adalah bukti keilahian-Nya. la dikaitkan dengan nama-nama pribadi dalam Trinitas. (a) “Roh Allah kita” (1Kor. 6:11). (b) “Roh Yesus” (Kis. 16:7). (c) “Penolong yang lain” (Yoh. 14:16).

Sifat-sifat-Nya

Sifat atau karakter menunjukkan keberadaan. Sifat Allah adalah kualitas yang dimilki-Nya. (a) Mahatahu (1Kor. 2:11-12). (b) Mahahadir (Mzm. 139:7). (c) Mahakuasa (Ay. 33:4; Zakh 4:6). (d) Kebenaran (Yoh. 14:6; 1Yoh. 5:6b). (e) Roh Pemberi Hikmat (Yes. 40:13). (f) Roh pemberi kehidupan (Rm. 8:2,11). (g) Jadi Roh Kudus memiliki sifat yang dimillki Allah, maka Dia adalah Allah.

Karya-karya-Nya

Banyak karya Roh Kudus yang merupakan tindakan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri. Karya­karya itu menunjukkan keilahian Roh Kudus. (a) Menciptaan (Kej. 1:2). (b) Pewahyuan Alkitab (2Ptr. 1:21; 2Tim. 3:16). (c) Kelahiran Yesus (Luk. 1:35—“Roh dan kuasa Allah yang ‘mahatinggi’ adalah sejajar). (d) Meyakinkan (Yoh. 16:8). (e) Menghibur (Yoh. 14:16). (f) Mengantarai (Rm. 8:26). (g) Menyucikan (2Tes. 2:13).

Persekutuannya dengan Allah

Dengan Yahweh.

Satu bukti yang kuat tentang keilahian Roh adalah petunjuk Alkitab tentang Roh dan Yahweh dalam Perjanjian Lama (Kis. 28:25 bnd Yes. 6:1-13; Ibr. 10:15-17 bnd. Yer. 31:31-34).

Dengan Allah.

Penghujatan dan kebohongan terhadap Roh Kudus disamakan dengan penghujatan dan kebohongan terhadap Allah Mat. 12:31-32; Kis. 5:3-4).

Dengan Bapa dan Anak.

Kesatuan penuh terdapat dalam istilah-istilah yang sejajar menunjukkan keilahian Roh Kudus.

Kepribadian Roh Kudus

Hubungan antara Roh dan Anak

Penghibur (Yoh. 14:16-26).

Pertama, Konteks: Murid-murid sedang kuatirakan kepergian Kristus (1,27), mereka merasa akan menjadi “yatim piatu” di dunia (18).

Kedua, Janji: Roh Kudus yang akan datang menjadi penolong bagi yang taat (12,15) sekalipun dunia menganiaya (27-31).

Ketiga, Penolong yang agung dan ajaib merupakan kunci bahwa Allah akan bekerja di dalam dan melalui mereka (16-17), lebih dari sekedar bersama mereka.

Keempat, Kedatangan Roh: Keesaan dalam Trinitas tampak pada kedatangan Roh yang ditunjukan dengan ungkapan permohonan Anak (13,14,16a) untuk meneruskan pekerjaan-Nya di dunia (12) dijawab oleh Bapa dengan pribadi ketiga yang akan tinggal selama-lamanya (16).

Kelima, Istilah “Penolong/Penghibur yang lain” (allos parakletos, 16,26) dan “Roh Kebenaran” (pneuma tes aletheias) menunjukkan kehadiran Allah selama‑Iamanya.

a. Penolong/Penghibur.

1. Secara etimologis: parakletos = Para: di sisi; kaleo: memanggil, orang yang dipanggil di sisi (di samping).

2. Secara semantik: Seorang pembela ata penasehat yang sah.

3. Secara Alkltabiah: pengertiannya lebih luas, seorang penolong yang memberi kekuatan dalam pencobaan dan menuntun ke dalam kebenaran.

4. Secara konteks: “Yang lain (pribadi yang lain)” (allos, = lain tetapi sama jenis). Itu berarti bahwa penialiaman bahwa ada hubungan antara pelayanan Kristus dan Roh Kudus sebagai Penolong/Penghibur dan menunjukkan kesatuan antara Kristus dan Roh Kudus dalam Keesaan Allah dan kehadiran-Nya di dunia.

b. Roh Kebenaran.

1. Pneuma tes aletheias (14:16; 16:13). Artikel tes menunjuk pada aletheias, yang berkenaan dengan apa yang dikatakan dan dikerjakan Kristus (Aku adalah kebenaran Yoh. 14:6, 1:1).

a) Kesatuan Roh, Bapa dan Anak ditunjukkan dengan kehadiran Allah di bumi dalam pribadi yang berbeda. Jadi “Roh Kebenaran” (14:17a) dengan penjelasan (atau kesejajaran sinonim dengan) “Penghibur yang lain (tetapi sama jenis­-16a), adalah kehadiran Allah selama-lamanya (16b, “engkau di dalam Aku” (20b), dan “Aku di dalam kamu” (23b).

b) Penekanan ayat-ayat di sini (“Peolong yang lain”) adalah kesatuan yang sempurna keallahan (dalam rangkaian kesatuan Roh dengan Bapa dan Anak).

c) Penekanan makna nama (Yoh. 16:12-13).

d) Ia akan menyatakan kebenaran secara lengkap sebagai proses dimulai oleh Kebenaran, 13.

e) Ia akan “meneruskan” Kebenaran dari Bapa melalui Anak untuk memulikan Anak, yang sedang kembali kepada Bapa. Di sini kita temukan kesatuan keAllahan yang mendasar, kesatuan yang sempurna dalam karya dan kata-kata.

Pengajar (Yoh. 14:26b dan 16:12-15).

Pertama, Konteks: Penolakan dunia secara implisit dalam pasal 14, meningkat menjadi eksplisit dalam pasal 15-16. Kata “membenci” yang dahulu dipakai dunia untuk Kristus, kini dipakai untuk pengikut-pengikut-Nya (Yoh. 15:18--20, 16:1-3).

Kedua, Kesetiaan (16:1-4) dicapai melalui ketaatan dan kasih (14:15,21, 23; 15:10) seperti teladan Kristus (14:31:1:23-24). Ketaatan dan kesetiaan merupalan petunjuk akan kehadiran Allah dalam hidup (14:18). Jadi, kehadiran Allah Bapa dan Anak melalui Roh Kudus yang tinggal selama-lamanya ditekankan lagi.

Ketiga, Dorongan, penjelasan, dan penghiburan Kristus adalah Firman Allah yang telah menguatkan pengikut-pengikut-Nya selama pelayanan-Nya di dunia. Tetapi mereka belum sempurna karena keterbatasan waktu-Nya di dunia dan para rasul itu relatif belum. Oleh karena itu, Roh Kebenaran akan diutus untuk menyempurnakan ajaran (14:26a; 16:1), menegaskan dan menguatkan apa yang telah diajarkan-Nya (14:26b; 16:4), serta menghibur gereja (16:7).

Penjelasan Gramatika.

Pertama, Masalah. (a) Apakah kata ganti orang maskulin membuktikan pribadi Roh menurut Gramatika? (b) Bukankah Yohanes 15:26 dan 16:7-8 tidak dapat dipakai sebagai argumen karena kata ganti maskulin harus sesuai dengan parakletos sebagai anteseden tanpa kontradiksi bentuk katanya?

Kedua, Contoh paling jelas atas penjelasan ini adalah Yohanes 16:13-14, karena kata ganti (ekeinos = maskulin) dengan (pneuma = Netral).

Ketiga, Penjelasan dari konteks Yohanes 16:13-14, adalah ayat-­ayat pendukung: Roh Kudus adalah pribadi ketiga yang sejajar dengan pribadi kedua dalam kepribadian dan kegiatan (menuntun, menyatakan, mendengarkan, memulikan.

Hubungan Roh, Bapa dan Anak

Hubungan pribadi-pribadi dalam Trinitas yang sulit diungkapkan itu dijelaskan dengan suatu istilah yang disebut “procession.”

Pertama, Arti: Roh sebagai yang “keluar dari” Allah Bapa dan yang “diutus” oleh Anak.

Kedua, Konteks: Penganiayaan (15:18-20), mereka tidak mengenal Bapa maka mereka membenci Anak yang menghapus dosa mereka (15:21-24), melalui kata-kata-Nya (22-23) dan karya-Nya (25).

Ketiga, Anteseden kosmos khusunya, dinyatakan sebagai generasi Yahudi yang tidak percaya, yang membenci Mesias tanpa alasan (15:25).

Keempat, Kesaksian Kristus melawan bangsa yang tidak percaya itu diteruskan oleh “Roh Kebenaran,” yaitu Penolong, melalui para rasul (15:26-27). Jadi, Roh menjadi “saksi seperti Kristus.”

Keempat, “Procession” Roh (15:26).

a. Kala yang dipakai.

1. “Jikalau penghibur datang” (Aoris).

2. “Yang akan Kuutus” (Futur).

3. “yang dari (process) Bapa” (kini), klausa ini dikhususkan dengan kala kini untuk menerangkan keTritunggalan.

4. “la akan bersaksi” (Futur).

b. Hubunganya dengan Tritunggal.

1. Roh dengan Bapa (diutus dari Bapa seperti Kristus).

(a) Para tou patros ekporeuetai (15:16) sejajar dengan Kristus yang beasal dari atas (sorga) ke bawah (bumi).

(b) Bapa akan memberi kamu penolong yang lain (14:16).

(c) Yang diutus oleli Bapa (14:26).

2. Roh dan Anak.

(a) “yang akan Kuutus kepadamu” (15:26).

(b) “Aku akan minta kepada Bapa” (14:16).

(c) “Aku akan mengutus Dia kepadamu (16:7). (cat: Kis. 2:33, 9:31;

Gal. 4:6; Rm. 8:9-11).

c. Ta f s i ra n:

1. Perubahan kala dalam klausa-klausa tersebut mengungkapkan suatu hubungan yang normatif, fungsional dan teratur dalam analogi ketritunggalan Allah (pada “Anak dan Roh”).

2. Kala kini dalam konteks ini sebaiknya dipandang sebagai kini gnomik (tekanan pada prinsip) diterapkan pada awal pekerjaan-Nya di dunia yang akan ditinggalkan pada kluasa dan kehadiran Allah yang diikuti kemulaian Anak.

d. Implikasi Toologis:

1. “Procession” bagi Roh (Roh dari Bapa dan Anak—seperti keputusan Sidang Toledo) dan “generasi”/diperanakkan bagi Anak (dari Bapa).

2. Otoritas di sini tampak menjadi pokok pembbicaraan. Parakletos; berasal dari sisi Bapa (para bukan ek) merupakan keilahian penuh dalam keberadaan (essensi). la adalah saksi yang memiliki otoritas melalui pelayanan para rasul.

Tindakan Roh Kudus

Roh Kudus melaksanakan tindakan-tindakan moral yang hanya dapat dilakukan oleh pribadi. Pertama, Mengajar (Yoh. 14:26). Kedua, Meyakinkan (Yoh. 16:13). Ketiga, Menyatakan, melaksanakan mujizat (Kis. 8:39). Keempat, Memerintah dan mengarahkan orang (Kis. 8:29). Kelima, Menyaksikan (Yoh. 15:26; Rm. 8:16). Keenam, Menuntun (Rm. 8;14). Ketujuh, Memanggil untuk pelayanan khusus (Kis. 13:14).

Perlakuan yang Diterima Roh Kudus

Sebagai pribadi, Roh Kudus juga menerima perlakuan sebagai pribadi. Pertama, Dibohongi (Kis. 5:3-4). Kedua, Didukakan (Ef. 4:30). Ketiga, Dipadamkan (1Tes. 5:19). Keempat, Ditentang (Kis. 7:51). Kelima, Dihujat (Kis. 12:31; Mrk. 3:29).

Disejajarkan dengan Manusia

Dia disejajarkan dengan pribadi manusia: Roh Kudus dan kami (Kis. 15:28).

Memiliki Karakteristik Pribadi

Memiliki karekteristik pribadi: Pertama, Intelek (Yoh. 14:26). Kedua, Kehendak (1Kor. 12:11). Ketiga, Perasaan (Ef. 4:30).

Bab 3

GAMBARAN-GAMBARAN MENGENAI

ROH KUDUS

Pendahuluan

Perjanjian Baru menyuguhkan dukungan yang cukup tentang tipologi dan ilustrasi. Peristiwa (Ibr. 4:11), lembaga (Ibr. 8:5), pribadi-pribadi (Yak. 5:10). Karena tipe atau ilustrasi mengandung kelemahan dan sering menimbulkan salah tafsir, maka perlu adanya batasan dari istilah-istilah itu.

Def inisi

Tipe

Tipe adalah ilustrasi/gambaran dengan maksud ilahi, yang digambarkan dikaitkan dengan realitas. Penjelasan:

Pertama, tipe harus berupa tujuan ilahi; contoh: Yusuf (lingkup, peristiwa dlsb). Persekongkolan saudara-saudaranya untuk membunuh dia, penikahannya dengan orang kafir, bersatunya kembali dengan saudara­saudaranya, pengangkatan mereka, tidak harus peristiwa yang urut, tetapi harus berupa tujuan ilahi (Lih. Kej. 37:18 dan Mat. 26:3-4; Kej. 41:1-45 dan Kis. 15:14; Kej. 45:1-15 dan Rm. 11 26).

Kedua, ilustrasi/gambaran tidak harus dihubungkan satu demi satu dengan realitas. Bisa dipertukarkan antara tipe dan antitipe (gambar dan yang digambarkan). Contoh: Sejarah; geogafis dlsb, sebagai latar belakang tujuang ilahi.

Ketiga, yang digambarkan (prefigure), kata kerja prefigure berarti hubungan tipe-antitipe (gambaran dan sesuatu yang digambarkan) harus dipisahkan. Misalnya: Minyak merupakan gambaran Roh Kudus, sebab penggunaan minyak dalam PL memiliki tujuan ilahi dan menggambarkan karya Roh Kudus.

Ilustrasi

Ilustrasi: Meilustrasikan (menggambarkan) adalah memperjelas dengan gambaran. Contohnya: Kisah hamba dalam Kejadian 2-4 adalah suatu gambaran yang baik sekali tentang Roh Kudus.


Penjabaran

Nafas/Angin.

Dalam kelahiran baru, sifat-sifatnya: Pertama, tak kelihatan, tetapi ada akibatnya. Kedua, bekuasa (Yoh. 3:8). Ia menjamah yang ia kehendaki. Tak seorangpun dapat mengklaim agar Roh Kudus melahirkan kembali. Ia bekerja menurut kehendak Allah dalam anugerah-Nya untuk memilih. Ketiga, karya dalam kelahiran barn bersifat sorgawi. Kontras dengan kelahiran duniawi, ”Dari atas.” Keempat, memiliki kekuatan (Kis. 2:2), angin berderu.

Pakaian (Luk. 24:49).

Pertama, diperlengkapi (endusesthe, “dipakaikan”). Kedua, kekuatan (karena Allah yang memakaikan, bukan karena kita). Ketiga, perlindungan (pakaian itu menutupi, Roh Kudus melindungi). Keempat, kesucian (dari Allah, Ef. 4:24). Kelima, tanda bahwa kita milik Allah dan mewakili Dia (Luk. 15:22).

Merpati (Mat. 3:16; Mrk. 1:10; Luk. 3:22; Yoh. 1:32).

Pertama, Kemurnian (Mat. 10:16. akeraios: “tulus, murni, tak tercampur”). Kedua, berasal dari Sorga (“turun dari langit”). Ketiga, damai. Keempat, catatan: Selain merpati dalam kisah Nuh, semua merpati dalam PL dipakai untuk korban yang merupakan tipe Kristus, bukan Roh Kudus.

Jaminan (2Kor. 1:22,; 5:5; Ef. 4:14).

Pertama, Roh Kudus sebagai jaminan. Kedua, Sebagai meterai.

Api (Kis. 2:3).

Pertama, lidah-lidah api turun, perwujudan Roh Kudus yang tampak ketika memenuhi murid-murid. Kedua, dalam Perjanjian Lama api melambangkan: (1) Kehadiran Allah (Kel. 3:2). (2) Berkat Tuhan (Im. 9:24). (3) Perlindungan clan tuntunan Tuhan (Kel. 13:21). (4) Penghakiman, penyucian (Im. 10:2; Yes. 6:1-8). Ketiga, penggunaan Yohanes Pembaptis, Kristus akan membaptis dengan “Roh Kudus dan api” (Mat. 3:11). (1) Baptisan Roh Kudus pada hari pentakosta. (2) Baptisan api pada penghakiman ketika Yesus datang.

Minyak (Luk. 4:18; Kis. 10:38; 2Kor. 1:21; Yoh. 2:20).

Minyak adalah tipe Roh Kudus karena maksud ilahi dalam penggunaanya dalam PL. Dikaitkan dengan pelayanan Roh kudus, minyak menggambarkan tiga hal:

Pertama, perlunya karya Roh Kudus dalam persiapan pelayanan dicontohkan oleh PL dengan pengurapan dengan minyak pada pelantikan para imam (Kel. 40:9-16; Im. 8; Yes. 61:1-2 bdn. Luk., 4:18). Pelayanan Roh Kudus atas orang-orang percaya sekarang sangat diperlukan untuk pelayanan yang berbuah (Kis. 1:8).

Kedua, lampu dalam Tabernakel memakai minyak zaitun yang murni (holy) untuk menerangi tempat di mana Allah disembah, yang merupakan bayang-bayang karya Kristus (Kel. 27:20- 21 bnd. Yoh. 16:13-15; 1 Yoh. 2:20).

Ketiga, minyak juga dipakai dalam penyucian para imam dan pembersihan bagi orang-orang yang sakit kusta (Im. 8:30; 14:17). Roh Kudus menyucikan orang-orang percaya masa kini.

Materai (2Kor. 2:3; Ef. 1:13; 4:30).

Ketika orang percaya kepada Kristus, ia dimeteraikan oleh Roh Kudus. Secara teknis, Roh Kudus adalah meterai, lebih dari sekedar orang yang dimeteraikan. Materai adalah tanda yang sah dalam transaksi yang dikenal dalam PL (Yer. 32:9-10). Roh Kudus memeteraikan orang percaya mengandung pengertian: Pertama, orang percaya milik Allah. Kedua, perlindungan keamanan, yaitu jaminan utuh sebab hanya Allah yang dapat membuka meterai, dan Dia telah berjanji tidak akan melakukannya sekarang. Ketiga, wewenang atas yang Ia miliki (wewenang pemilik). Keempat, realisasi semua janji berkat pada hari penebusan (Ef. 1:14; 4:30).

Hamba (Kej. 24).

Kisah seorang hamba Abraham dalam mencari istri untuk Ishak, menggambarkan banyak hal tentang pelayanan Roh Kudus.

Pertama, Tugas hamba adalah melayani dan bicara dari tuan-nya. Roh Kudus tidak berbicara tentang diri-Nya sendiri tatapi menyatakan Kristus (Yoh. 16:13).

Kedua, Tugas hamba hanya mencari mempelai perempuan bagi Ishak. Kini Roh Kudus menambahkan orang-orang percaya kepada tubuh Kristus dan dikupulkan dalam bentuk mempelai perempuan-Nya.

Ketiga, Hamba memberikan hadiah kepada mempelai wanita, demikian juga Roh Kudus memberikan Rohani kepada orang-orang percaya (1Kor. 12:11).

Air (Yoh. 4:14; 7:38-39).

Tuhan Yesus membandingkan pelayanan Roh Kudus di masa mendatang dengan air yang meluap dan mengalir dalam kehidupan orang percaya. Lambang ini berarti: Pertama, Kehidupan kekal yang terpancar. Kedua, Berlimpahnya kehidupan dari “hidup yang berlimpah” dari Kristus. Ketiga, Pelayanan, sebab dari orang percaya akan mengalir kepada orang yang lain.


Kesimpulan

Pengurutan di atas tidak berdasarkan ketegori tetapi secara acak, namun yang penting seluruh uraian Alkitab tentang pribadi dan karya Roll Kudus, apakah itu dalam bentuk tipe, lambang, simbol, atau ilustrasi, membantu memahami Dia lebih baik. Oleh karena itu tiap-tiap gambaran memberi sumbangan yang penting bagi doktrin ini.


Bab 4

ROH KUDUS DALAM ALKITAB

Penggunaan Istilah

Pertama, Refrensi “Roh Kudus” (ruah, pneuma): kira kira 388 kali dalam PL dan 378 kali dalam PB.

Kedua, Refrensi “Roh Allah” (PL) atau “Roh Kudus,” kurang dari 800 kali dalam PL dan kurang lebih 261 dalam PB (kira-kira 174 atau 2/3 dari penggunaan dalam PB terdapat dalam KPR 1-12).

Ketiga, Penandasan “Roh Kudus” terjadi kira-kira 90 kali dalam PB dan hanya 3 kali dalam PL (Mi. 51:12; Yes. 63: 10-11).

Keempat, Kesimpulan: Pribadi ketiga keAllahan disebutkan lebih sering dan lebih jelas dalam PB dari pada dalam, PL, kemudian di dalam KPR 1-12.

Latarbelakang Historis

Pertama, Masalah penggunaan dapat dijelask-an melalui keistimewaan monotheisme Israel dengan sinkritisme, penyembahan berhala disekelilingnya.

Kedua, Yang Kudus, pencipta dunia yang transenden dan hidup, imanen (tetap ada), pencipta Israel ditekankan.

Ketiga, Inkarnasi Yahweh (Yoh. 8:58) menekankan kesatuan Kristus Yesus dan Bapa. dan masalah pemuliaan Anak memberi tekanan kehadiran Allah ditengah umat-Nya didunia melalui Roh Kudus.

Penggunaan kata ruah dalam Perjanjian Lama

Pertama, Pengertian non-personal: “Angin” yang tak kelihatan, tenaga atau kekuatan khusus, 1/4 dari semua penggunaan (bnd. Kel. 10:13, 19) dengan kategori sebagai berikut: (a) “Nafas” 18 kali, “angin” dari paru-paru (bnd. Ay. 33:4). (b) “Bau” kira-kira 13 kali (bnd. Kej. 27:27). (c) “Jarak” 6 kali (bnd. Kej. 32:16). (d) Perjanjian Baru menggunakan “angin,” atau “nafas” (pneuma) hanya dalam Yohanes 3:8 (menggambarkan tindakan Roh dalam menyelamatkan) dan 2Tesalonika 2:8.

Kedua, Pengertian Personal: “Roh Manusia” yang dominan, sifat internal manusia, mungkin secara khusus wataknya (atau keadaan emosinya) dan penampilan-nya (bnd. Kej.15:27). (a) Perbandingan dengan nephesh (“jiwa”); jiwa manusia. (b) Kontras dengan basar (“daging”) “lahiriah” manusia sebagai sesuatu yang fana. (1) Malaekat roh-roh yang baik (Ay 4:15) dan yang jahat (1 Sam. 6:15-16). (2) Pribadi Roh Allah (ruah Adonai).

Penekanan Semantis

Keseluruhan penekanan dalam konteks berkenaan dengan Roh sebagai Pribadi berfokus pada karya Allah kita yang mahakuasa dan Mahahadir diantaranya sebagai berikut:

Pertama, Roh Kudus pencipta kehidupan (Kej. 1:2) dan pemelihara kehidupan (Yes. 40: 13; Mzm. 14: 29-30). la menciptakan, memperbaharui melalui benih Abraham. Karya penciptaan diuraikan secara umum oleh Allah tanpa membedakan pribadi keAllahan. Dalam PB disebutkan bahwa Kristus menciptakan segala sesuatu. Dengan demikian jelas bahwa pribadi ketiga, Roh Kudus juga berkarya dalam penciptaan.

a. Konsep penciptaan dalam Pentateukh, ayat yang terkenal adalah Kejadian 1:2. Sekalipun Roh Kudus belum disebut secara jelas sampai pada ayat 2 (di duga bahwa ayat satu mencatat fakta penciptaan awal dan ayat dua mulai dengan pembaharuan). Tentu sebagai kesatuan Trinitas, Roh Kudus terlibat dalam karya penciptaan awal (ay. 1).

b. Ruah, “Roh” (Mzm. 104:30) dapat menunjuk pada Roh Kudus, sekalipun tidak secara lansung berhubungan dengan penciptaan (Kej. 1-2), tetapi frasa “binatang­-binatang laut” (25-26), dipakai istilah bara (30) yang bisa mengarah pada penciptaan dalam Kitab Kejadian.

c. Ruah Yahweh, “Roh TUHAN” (Yes. 40:12-14), ayat­-ayat ini menyatakan bahwa Roh dihubungkan secara langsung dengan perencanaan dan pengaturan alam semesta.

d. Ruah, “nafas” (Ay 26:13), menyatakan keterlibatan Roh Kudus dalam penciptaan.

e. Ruah el, “Roh Allah” (Ay. 33:4) menyatakan karya
Roh Kudus dalam penciptaan manusia.

Kedua, pemerintahan Allah: Tekanan pada bagian ini adalah karya Allah dalam penciptaan baru melalui bangsa Israel. Ia menjadikan Israel sebagai contoh pelaksanaan pemerintahan yang adil di dunia.

a. Diungkapkan dengan preposisi 'al = “atas, pada” atau be = bersama.

1. Daftar penggunaan (lihat Chart), khususnya dalam ringkasan, 1 Samuel 10:6 ('al); 16:13 ('el) dan Bil. 27:18 (be).

2. Perlu diperhatikan penggunaan 'al, dengan tsalah. Roh datang sebagai penuntun. Manusia dikuasai dan dimampukan untuk memelihara kehendak Allah.

3. Allah menggunakon manusia (mis. Saul) tetapi tidak boleh kompromi melawan kehendak-Nya.

b. Diungkapkan dengan kata “memenuhi” (mis. Kel. 31:3; 35:31).

c. Prinsip, ungkapan-ungkapan di atas tidak bisa dibedakan maknanya secara utuh; Roh selalu “di atas, pada” atau “bersama” seseorang untuk memenuhi tujuan bangsa.

d. Orang-orang yang dipakai:

1. Hakim-hakim - pembebas (kharismatik).

2. Pemimpin-pemimpin (Teokrasi).

3. Nabi-nabi (Revelasi).

4. Pengrajin (Tabernakel).

5. Kesimpulan: Orang-orang tersebut dipakai untuk tujuan nasional.

Ketiga, Tindakan Moral Allah.

a. Menahan (menghukum) dosa (Kej. 6:3) adalah kasus yang perlu mendapat perhatian berkenaan dengan Roh yang hadir di dunia yang berdosa.

b. Roh berbicara melalui nabi (nabi) (Yes. 63:7-14) berkenaan dengan penghukuman dosa.

c. Moral yang tidak patut, mengakibatkan Roh meniggalkan orang (mis. 1Sam. 16:13-14).

Keempat, Menyatakan kehendak Allah (bnd. 2Ptr 1:20-21).

(1) Satu ayat dalam PL yang menarik adalah Bilangan 24:2, Roh Allah menguasai Bileam si pelihat itu untuk menubuatkan tentang masa depan.

(2) la memerintah bangsa di padang gurun (Neh. 9:20).

Kelima, Pelayanan-Nya kepada Nabi. Pneumatologi dalam PL terutama pelayanan-Nya kepada nabi-nabi. Ia mengangkat nabi (1Raj. 18:12) dan memberi visi (Yeh. 2:2; 3:3:34). Tetapi yang paling penting adalah tugas nabi sebagai penyeru kebenaran dalam mengarahkan bangsa, khususnya pasca kepeminipinan Daud.

Peralihaan

Pertama, Perbedaan karya Roh Kudus dalam PL dan dalam PB ditunjukkan di Yohanes 3:8, Ketika Yesus mengajar Nikodenius berdasarkan PL.

a. Karya-Nya tidak dapat dipahami, “engkau tidak tahu dari mana ia datang dan kemana ia pergi.”

b. Karya-Nya tidak tampak, tetapi ada bukti, “angin bertiup . . . “

c. Karya-Nya efektif (“manjur”) “Setiap orang yang dilahirkan dari Roh (bnd. penggunaan tsalah pada Chart).

Kedua, Perbedaan kehadiran Roh Kudus dalam PL dan PB (Yoh. 14:16-17). (1) Sementara x selama-lamanya (bdn Mzm. 51:12). (2) “Di atas/bersama” x “di dalam.” (3) Selektif (Orang-orang tertentu) x Seimua yang percaya.

Kesimpulan

Pertama, Perjanjian Lama menekankan karya Roh Kudus dalam penciptaan dan penciptaan kembali melalui Israel. La bertindak pada masa-masa krisis bangsa itu, melaksanakan teokrasi, dan memberi harapan. Perjanjian Baru menekankan Roh Kudus tinggal di dunia melalui gereja. Tema penciptaan ditekankan dalam soteriologis (penciptaan Baru).

Kedua, Sekalipun pelayanan Roh Kudus bersifat selektif dan temporal, tetapi bukan berarti bahwa umat secara universal tidak merasakan pelayanan-Nya.


Bab 5

KARYA ROH KUDUS

Karya Roh Kudus dalam Hubungannya dengan Kristus

Kelahiran-Nya

Pelaku.

Gabriel memberitahukan kepada Maria bahwa bayi yang akan dilahirkan akan dikandung oleh Roh Kudus (Luk. 1:35), kepada Yusuf (Mat. 1:20). Anak mengambil darah dan daging, untuk diri-Nya sendiri (Ibr. 10:5).

Akibat.

Pertama, inkarnasi. Kedua, sifat kemanusiaan dikandung, bukan pribadi, sebab pribadi Allah kedua terus ada. Dengan konsepsi sifat kemanusiaan, Allah-manusia menjadi eksis, dan merupakan kemanusiaan yang sempurna.

Kehidupan

Pertama, diurapi (Luk. 4:16; Kis. 4:27; 10:38; Ibr. 1:9). (1) Mesias (Kis. 4:27; Ibr. 1:9). (2) Pelayanan kenabian (Luk .4:18). (3) Pelayanan yang baik (Kis. 10:38).

Kedua, dipenuhi. (1) Yesus dipenuhi Roh setelah Baptisan (Luk. 4:1). (2) Allah mengaruniakan Roh-Nya yang tidak terbatas (Yoh. 3:34; bnd. Yes. 11:2; 42:1).

Ketiga, dimeteraikan: Ini membuktiakn bahwa la berasal dari sorga dan sifat keilahian-Nya sebagai Anak (Yoh. 6:27).

Keempat, dipimpin: Yesus dipimpin Roh ke padang gurun setalah baptisan-Nya (Luk. 4:1). la terus menaati pimpinan Roh yang memampukan Dia melakukan segala sesuatu yang berkenan kepada Bapa (Yoh. 8:29).

Kelima, bersukacita dalam Roh: Buah Roh melimpah dalam Dia (Luk. 10:21).

Keenam, diberi kuasa (Mat. 12:28)

Kematian

Tidak dinyatakan secara jelas. Ibrani 9:14 bisa dianggap keterlibatan Roh Kudus dalam kematian. Tetapi juga tidak.

Kebangkitan

Sebagaimana ketidakjelasan keterlibatan Roh Kudus dalam kematian demikian juga dalam kebangkitan. Masalah yang sama muncul untuk penafsiran 1 Petrus 3:18; Roma 1:4; 8:11.

Karya Roh Kudus dalam Pewahyuan dan Pengilhaman

Pertama, semua nubuat tidak dihasilkan oleh kehendak manusia, telapi para penulis kitab suci didorong atau diilihami oleh Roh Kudus (2Ptr.­1:20-21).

Kedua, dalam PL disebutkan para nabi berbicara karena Roh Kudus (2Sam.23:2; Mi. 3:8).

Ketiga, Perjanjian Baru menyebutkan bahwa kutipan-kutipan tertentu dari PL ditulis oleh Roh Kudus (Mzm. 110 bnd. Mat. 22:43; Mzm. 41 bnd. Kis. 1:16; Mzm. 2 bnd Kis. 4:25; Yes. 6:9-10 bnd Kis. 28:25; Ibr. 3:7; 10:15-16). Roh Kudus beperan aktif dalam menyampaikan kebenaran Allah di masa PL.

Karya Roh Kudus dalam Keselamatan

Meyakinkan dunia (Yoh. 16:7-11)

Konteks.

Pertama, Para rasul akan menjadi saksi ditengah-tengah dunia (Yoh. 15:27; Kis. 4:4). Perlawanan akan muncul, mati syahid tak bisa dihindarkan (Yoh. 16:1-4; Kis. 7).

Kedua, Penolong akan mendahului mereka dan meyakinkan dunia agar para rasul tidak kecewa (imannya berubah, Yoh. 16:1), tidak berdukacita (Yoh. 16:6).

Ketiga, Unsur-unsur yang diinsafkan: (a) Dosa karena tidak percaya, 9. ( b) Dosa karena ketidakbenaran, 10. (c) Penghakiman karena penguasa dunia telah dihukum, 11.

Tafsiran.

Pertama, Elegxzei...peri = meyakinkan dunia pada tingkat kesadaran rasa bersalah.

Kedua, hoti = klausa adverbia yang membatasi elegxzei, menjelaskan mengapa Roh Kudus “meyakinkan dunia.” (a) Sebab, dosanya (9). (b) Sebab, kesalahannya (10). (c) Sebab, penghakimannya (11).

lmplikasi Teologis.

Pertama, Melawan kelejaman dunia (Bnd. Yoh. 15:18-25), “meyakinkan” adalah tugas Roh Kudus (Bnd. Yoh.15:2627-melibatkan kesaksian manusia) seperti para rasul.

Kedua, Roh Kudus berkarya (sebagaimana Kristus) dalam menunjukkan keilahian Anak (bnd. Yoh. 21:30), menyingkap ketidakpercayaan, ketidakbenaran dan hukuman bagi dunia.

Ketiga, “Meyakinkan dunia” merupakan karunia umum dari Roh Kudus (Common Grace).

Menggerakkan untuk Percaya

Pertama, Karya Roh Kudus yang mengerakkan manusia secara efektif (manjur) untuk percaya kepada Kristus sebagai Juruselamat (Efficacious Grace).

Kedua, Pemahaman terhadap masalah ini akan menolong kita untuk mengerti rencana kedaulatan Allah di satu pihak, di pihak lain akan membawa pespektif yang benar terhadap pekerajaan pemberitaan Injil. (1) Gerakan Roh Kudus, bukan paksaan. (2) Tindakan Roh Kudus, bukan proses.

Ketiga, Dukungan. (1) Alkitab: Perahatikan panggilan umum dan panggilang khusus (Mat. 22:14; 9:13). (2) Teologis: Jika seorang tak layak datang pada Allah karena dosa (bejat total), maka ia memerlukan anugerah Tuhan yang efektif.

Keempat, Keberatan: (1) Bertentangan dengan usaha manusia. (2) Bertentangan dengan tanggung jawab manusia.

Melahirbarukan

Pertama, persepektif hubungan antara soteriologi dan Pneumatologi. (1) Regenarasi adalah karya Roh Kudus yang bersifat langsung (momentum) dan bukan pengalaman, yang mengakibatkan keselamatan dan penampakan sifat baru (Tit. 3:1-5; Yoh. 3:5-8-“dipahami”). (2) Kelahiran baru (regenerasi) dari kata palin dan genesis = “lahir baru/lagi” atau secara verbal “melahirbarukan.”

Kedua, kelahiran baru adalah karya Allah, sedangkan perpalingan adalah tanggapan manusia.

Ketiga, buah-buah kelahirang baru. (1) Sifat baru (2Kor. 5:17; Rm. 6:18,20; GaI. 5:16; Rm. 8:4,14; Ef. 5:18). (2) Hidup baru (1Yoh. 2:29; 3:9; 4:7; 5:1,4,18).

Mendiami Orang Percaya

Pertama, orang yang didiami. (1) Orang percaya/Kristen (1Kor. 3:16;6:19). (2) Orang Kristen sekalipun berdosa (1Kor. 6:19).

Kedua, karena karunia Tuhan (Yoh. 7:37-39; Kis. 11:17; Rm. 5:5; 1Kor. 2:12; 2Kor. 5:5).

Ketiga, ketidak hadiran Roh Kudus, bukti bahwa orang itu tidak­ selamat (Rm. 8-9; Yud. 19; 1Kor. 2:14).

Keempat, pendiaman Bapa, Anak, dan Roh adalah mata rantai yang tak terpisahkan (Yoh. 14:17-20; 16: 13-15; Kol. 3:11).

Kelima, Ia tinggal selama-lamanya (Yoh. 14:16).

Keenam, masalah-masalah yang terjadi mengenai pendiaman Roh Kudus. (1) Apakah ketaatan merupakan syarat untuk didiami Roh Kudus? (2) Apakah tidak ada penjelasan/contoh tentang pendiaman sementara waktu? (3) Bukankah penundaan dalam mengaruniakan Roh Kudus kepada orang-orang Samaria membuktikan bahwa hal itu terjadi setelah keselamatan? (4) Bukankah KPR 19:1-6 menunjukkan bahwa pendiaman Roh Kudus terjadi setelah keselamatan.

Mebaptiskan

Pertama, bukan pengalaman, tak diulang (konteks menekankan kesatuan dalam Kristus).

Kedua, untuk semua orang percaya (emeis pantos... eite) yang harus diperhatikan di sini adalah semua telah dibaptis. Tetapi mereka semua tidak berbahasa lidah (1Kor. 12:30).

Ketiga, mengidentifikasikan mereka dengan Kristus dan orang­-orang percaya yang lain (eis en soma).

Keempat, beberapa tafsiran “oleh” Roh (Iihat chart).

Memateraikan

Pertama, pelaku penieteraian. (1) Allah (2Kor. 1:22). (2) Roh Kudus (Ef. 1:3).

Kedua, lingkup pemeteraian. (1) Roh Kudus adalah meterai. (2) Orang percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus (Ef. 1:13). To pneumati tanpa preposisi dipahami sebagai tempat, tetapi juga sarana.

Ketiga, jangkauan pemeteraian. (1) Tidak ada perkecualian, semua orang yang percaya dimeteraikan (2Kor. 1:22). (2) Alkitab menyebutkan semua orang percaya dimeteraikan. (3) Fakta bahwa orang percaya dimeteraikan menjadi dasar agar jangan mendukakan Roh Kudus (Ef. 4:30).

Keempat, saat pemeteraian: “Di dalam Dia (KrIstus) pada waktu percaya (aoris partisip) kamu dimeteraikan (aoris, pasip, Indikatif) dengan Roh Kudus yang dijanjikan itu (Ef. 1:13­14). Jadi, pemeteraian terjadi waktu percaya.

Kelima, tujuan pemeteraian: Gagasan yang terdapat dalam pemateraian adalah wewenang tanggungjawab kepemilikan, namun di atas semua itu adalah keamanan. Keamanan merupakan pokok utama; karena tujuan Allah memeterikan adalah untuk menjamin keamanan yang meliputi: Milik Allah, Janji keselamatan-Nya, memeliharan orang percaya sampai pada hari penebusan.

Karya Roh Kudus dalam Kehidupan Kristen

Memberi Karunia Rohani

Definisi.

Karunia Rohani adalah kemampuan yang diberikan oleh Allah kepada orang percaya untuk pelayanan.

Pengertian yang salah.

Pertama, karunia rohani adalah kedudukan dalam pelayanan. Kedua, karunia rohani adalah jabatan. Ketiga, karunia rohani adalah pelayanan pada kelompok usia. Keempat, karunia rohani adalah bakat atau talenta.

Pemberi Karunia Rohani.

Pelaku pemberian karunia Rohani. Pertama, Kristus (Ef. 4:7-11). Kedua, Roh Kudus (1Kor. 12:11,15).

Lingkup Pembagian.

Semua orang percaya (1 Ptr. 4:10; 1Kor. 7:7) dan setiap orang percaya minimal satu karunia rohani (I Kor. 12:12-27).

Penjabaran Karunia-Karunia Rohani.

Rasul.

Dari arti kata apostolos yang berarti utusan, secara teknis berarti dua belas murid Yesus dan yang lain seperti Barnabas dan Paulus. Mereka diutus untuk mendirikan jemaat dan mereka diteguhkan dengan tanda-tanda khusus (2Kor. 12:12; Ef. 2:20).

Nubuat (Rm. 12:6; 1Kor. 12:10; 14:1-40; Ef. 4:11).

Karunia nubuat adalah menerima berita secara langsung dari Allah melalui penyataan khusus, dituntun dalam menyatakannya kepada umat, dan berita itu dinyatakan dengan berbagai cara oleh Allah sendiri.

Mujizat-kesembuhan (1Kor. 12:28-IKor. 12:9,28,30).

Karunia untuk melaksanakan tanda-tanda khusus. Karunia kesembuhan termasuk dalam karunia mujizat (Kis. 13:11). Pertimbangkan Kis. 19:11-12); Flp. 2:27; 1Tim. 5:23; 2Tim. 4:20; 2Kor. 12:8-9).

Bahasa lidah dan penafsiran Bahasa lidah (lKor. 12:10).

Bahasa lidah kemampuan yang diberikan Allah untuk berbicara dalam bahasa lain. Menafsirkan bahasa lidah adalah kemampuan yang diberikan Allah untuk menafsirkan bahasa tersebut ke dalam bahasa yang dimemengerti oleh para pendengar. Tujuannya untuk menyampaikan kebenaran dari Allah, dan untuk membuktikan kebernaran itu, terutama kepada orang-orang Yahudi (1Kor. 1.1:5).

Penginjilan (Ef. 4:11 ).

Kemampuan untuk mengabarkan berita Injil dengan kejelasan yang luar biasa, hal ini juga termasuk pengertian pemberita Injil keliling.

Gembala (Ef. 4:11).

Kemapuan untuk menggembalakan, mengurus, memelihara, dan melindungi umat Allah. Mengajar dihubungkan dengan penggembalaan (Kis. 20:28).

Melayani (Rm. 12:7; 1Kor. 12:28; Ef. 1:12).

Kemampuan melayani orang lain dalam pengertian yang luas.

Mengajar (Rm. 12:7; 1Kor. 12:28; Ef. 4:11).

Kemampuan untuk menjelasakan penyataan Allah secara rinci dan serasi.

Iman (1Kor.12:8-10).

Kemampuan untuk percayaakan kuasa Allah dalam menyediakan keperluan khusus. Setiap orang memiliki ukuran iman (Rm. 12:7).

Menasehati (Rm.12:8).

Kemampuan untuk membesarkan hati, menghibur, dan menegur orang.


Membedakan Roh (1Kor. 12:10).

Kemampuan untuk membedakan antara sumber-sumber penyataan supranatural yang benar dan yang palsu pada waktu karunia tersebut disampaikan dalam bentuk lisan. Karunia ini diperlukan sebelum firman ditulis, sebab ada yang mengaku membawa penyataan dari Allah tetapi bukan nabi sejati.

Menunjukkan Kemurahan (Rm. 12:8).

Kamampuan u n tu k melayani, khusunya memberi pertolongan terhadap orang-orang yang menderita.

Memberi (Rm. 12:8).

Kempuan untuk menjadi orang yang sangat bermurah hati. Menyumbangkan kekayaannya sendiri untuk orang lain. la berikan dengan iklhas, tanpa mengharapkan balasan apapun.

Memimpin (Rm. 12:8; 1Kor. 12:28).

Kemampuan untuk mengatur dalam gereja.

Hikmat dan Pengetahuan (2Kor. 12:8).

Kemampuan untuk memahami dan menyampaikan kebenaran Allah kepada umat-Nya.

Memenuhi

Pertama, Definisi: Dipenuhi Roh Kudus adalah dikuasai Roh Kudus (Ef. 5:18). Kedua, Tuntutan: Menaati perintah (Ef. 5:18). Ketiga, Penjelasan: Kepenuhan Roh Kudus harus terus-menerus (kini, imperatif-Ef. 5:18). Keempat, Syarat-syarat dipenuhi Roh Kudus. Kelima, Penyerahan hidup secara total terus-menerus (1Tes. 5:19; Mrk. 9:48; Ibr. 15:24; Rm. 12:1-2). Keenam, Akibat-akibat dipenuhi Roh Kudus. (1) Karakter seperti Kristus (Gal. 5:22-23). (2) Penyembahan dan Pujian (Ef. 5:19-21). (3) Pelayanan, termasuk pekabaran Injil (Kis. 2).

Dosa Menghujat Roh Kudus

Pendahuluan.

Beberapa kali Yesus dituduh menggunakan kuasa roh jahat, setan untuk mengusir roh-roh jahat. Hal itu terjadi di Kapernaum (Mat. 9:34; Yudea atau Perea (Luk. 11: 14-23), namun yang paling klasik, terjadi di Galilea yang dicatat Matius dan Markus (Mat. 12:22-32 dari Mark. 3:22-30).


Munculnya Persoalan (Mat. 12:22-23).

Pertama, Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan setan, bisu dan tuli (Mat. 12:22).

Kedua, akibatnya: orang banyak menjadi heran, dan mereka menyebut Dia: Anak Daud, Mesias yang akhirnya menimbulkan reaksi dari orang Farisi (Mat. 12:23).

Tuduhan (Mat. 12:24-29).

Pertama, Farisi: Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul (Mat. 12:24).

Kedua, Tanggapan Yesus (Mat. 12:25-29), jika tuduhan Farisi benar: (a) Kerajaan yang terpecah tidak bertahan, karena itu tidak mungkin Setan menghancurkan kerajaannya sendiri. (b) Yesus bukan agen Setan (diakui dalam pengusiran ala Yahudi tidak menggunakan kuasa Setan untuk mengusir roh jahat). (c) Kesimpulan logis: Kerjaan Allah telah datang.

Ketiga, Karakter Dosa (Mat. 12:31-32). (1) Dihubungkan langsung dengan menghujat Roh Kudus (Mat. 12:31-32). (2) Ditentukan oleh situasi khusus dimana orang Farisi telah berdosa bukan saja melalui mulutnya, tetapi juga kejahatan hatinya. Menyamakan karya Roh Kudus dengan setan adalah dosa yang tak terampuna pada masa Yesus, dan menolak bukti kuasa-Nya kapanpun adalah juga dosa yang tak terampuna. (3) Hukuman jiwa yang kekal (32). Penolakan itu adalah bukti kekerasan hati—tidak pernah diampuni, bukan berarti karena Allah menarik,kembali anugereh-Nya tetapi karena manusia sendiri telah lari dari semua kemungkinan berhubungan dengan Allah.

Keempat, Hukuman dosa: Selama manusia memiliki nafas, ia dapat
diampuni dosa-dosanya. Kristus sendiri menyatakan secara jelas bahwa sesuatu yang dikerjakan untuk bersama Dia (30). Statement tersebut merupakan undangan bahkan untuk orang Farisi yang telah melawan Dia dengan keras (pahit) sekalipun untuk berubah. Mereka, bukan Tuhan, yang bersikeras.


Bab 6

ESKATOLOGI ROH KUDUS

Roh Kudus dalam Masa Tribulasi

Dari sudut “pretrib” gereja diangkat sebelum tribulasi dimulai. “Penahan” akan diangkat pada pada saat yang sama (2Tes. 2:68). Jaminan kehadiran Roh Kudus yang tinggal dalam orang percaya juga beralih ketika mereka diangkat. Tetapi itu semua bukan berarti pekerjaan Roh Kudus berakhir. Karena sebagaimana Roh Kudus yang mahahadir bekerja pada orang-orang percaya dalam PL, demikian Dia akan tersus berkarya setelah pengangkatan gereja, sekalipun karya-Nya dalam membangun tubuh Kristus diakhiri.

Dalam Hubungannya dengan Orang-orang tak Percaya

Selama masa tribulasi, banyak orang akan bertobat.

Pertama, Pada permulaan masa itu Allah akan memeteraikan 144.000 orang Yahudi, dan pemeteraian ini melibatkan keselamatan mereka (Why. 7:4; 14:4).

Kedua, Pada masa itu akan begitu banyak (tak terhitung) bangsa, suku, orang, lidah akan berbalik kepada Allah (Why. 7:9). Khususnya akan terjadi pada masa kesengsaraan besar (Why. 7:14).

Ketiga, Pada masa terakhir, orang-orang Israel yang hidup dan yang berhasil melalui penghakiman akan dibalikkan (Rm. 11:25; Zak. 13:1).

Keempat, Dalam kasus berikut ini karya Roh Kudus dihubungakan dengan keselamatan orang-orang yang tidak percaya pada masa tribulasi (Zak. 12:10). Dalam contoh yang lain tidak ada referensi yang spesifik tentang bagian roh dalam perpalingan, walaupun tidak tampak tempat yang dapat diperkirakan bahwa Ia akan memiliki bagian.

Dalam Hubungannya dengan Orang Percaya

Pertama, Tampaknya karya Roh Kudus selama masa tribulasi mengikuti pola karya Roh Kudus dalam PL.

Kedua, Ia akan hadir dan aktif di dunia; Ia akan tinggal dan memberi kuasa/mengusai umat-Nya; Ia akan memakai orang­-orang percaya untuk bersaksi. Alkitab berbicara serba sedikit tentang pelayanan Roh Kudus pada masa itu.

Ketiga, satu teks yang bisa dipakai adalah kutipan Yoel 2 dalam Kisah Para Rasul 2, karena, apapun tujuannya telah di kutip dalam kis 2, yang jelas tidak berarti telah dipenuhi secara utuh pada masa itu. Pemenuhan secara utuh menunggu sampai masa tribulasi, sebab itu ungkapan nats itu mengkaitkan pencurahan Roh dengan masa dimana matahari berubah gelap dan bulan menjadi darah.

Keempat, peristiwa itu akan terjadi pada penghujung tribulasi sesaat sebelum kedatanga Kristus kedua kali (Mat. 24:29-30).

Kelima, ayat yang lain adalah dalam Wahyu 11:3-4, yang menghubungkan pelayanan dua saksi selama tribulasi dengan kuasa Roh Kudus (Zakh. 4:6).

Pelayanan Roh Kudus yang Lain

Pertama, sekalipun pelayanan Roh Kudus begitu luas pada masa itu, tetapi tidak ada pelayanan pembaptisan ke dalam tubuh Kristus.

Kedua, alasannya: Karena tubuh Kristus telah sempurna pada permulaan tribulasi.

Roh Kudus dalam Kerajaan seribu tahun (Millenium)

Dalam Hubunganya dengan Orang yang tidak Percaya

Ketika millenium mulai, semua orang yang ada pasa masa itu akan ditebus. Orang-orang Yahudi yang masih hidup akan dihakimi dan yang menolak akan dihukum (Yeh. 20:33- 34; Zakh. 13:8-9). Orang-orang kafir yang masih hidup, juga, akan dihukum, semua orang yang masuk millenium ditebus.

Anak-anak yang lahir pada masa millenium, dengan akibat bahwa selama masa itu banyak yang akan butuh keselamatan dan akan menerima-Nya. Karya Kesalamatan dihubungkan dengan Roh Kudus dalam kasih Israel dan pemenuhan perjanjian Baru-nya (Yer. 31:31-34; Yeh. 36:25-31; Zakh. 12:10; 14:16).

Dalam Hubungannya dengan Orang Percaya

Pertama, Perjanjian Baru juga menjanjikan pendiaman Roh Kudus dalam Isreal yang percaya selama masa millenium (Yer. 31:33).

Kedua, Hubungan Roh Kudus ini tampaknya juga termasuk pemenuhan sebagaimana pendiaman (Yl. 2:28-29).


Hubungannya dengan Kristus

Pertama, selama millenium kepenuhan Roh pada Kristus akan terbukti (Yes. l l.2-3). Pada masa itu akan penuh dengan kehadiran dan kuasa. Allah yang pernah terlihat sejak zaman Adam; dan sekalipun sedikit saja yang dikatakan mengenai karya Roh Kudus, pelayanan-Nya bersama dengan pribadi lain dalam Trinitas akan nyata secara berlimpah-­limpah.

Kedua, Sebaliknya semua yang Allah lakukan bagi manusia pada masa itu, Iblis akan mencari tanggapan yang siap dalam hati banyak orang yang akan ditarik bersamanya pada penghancuran dan perlawanannya yang terakhir tarhadap Mesias (Why. 7-9). Pelayanan ini sebagai bukti kelemahan hati manusia dan keperluannya terhadap pembaharuan karya Roh Kudus.